Bulan Ramadhan adalah bulan yang
ditunggu-tunggu, bagi yang menuggu tentunya. Karena ada beberapa yang
menganggap bulan ramadhan seperti bulan sebelumnya, no special. Semoga
kita termasuk orang-orang yang menyambut hangat kedatangan ramadhan
tersebut.
Ada beberapa hal yang hanya terjadi saat
bulan ramadhan. Ada yang membuat gemes, bangga, sedih, bahkan bahagia.
Aacchh, pokoknya campur jadi satu perasaan itu
Fenomena pertama yaitu fenomena yang menyenangkan
yaitu masjid banyak penghuninya saat bulan Luar biasa ini. Dari shubuh
yang biasanya hanya berpenghuni mbah-mbah,eh di bulan ini banyak yang
berbondong-bondong. Di awal puasa wuiiih, luar biasa sekali sampai ke
jalan-jalan euy, penambahan deklit di samping masjid san serambi masjid
untuk menampung jama’ah. Wonderful..
Di bulan Ramadhan ini banyak Al Qur’an di
bacakan. Berlomba-lomba untuk membaca Al Qur’an. Berusaha menamatkannya
satu bulan penuh. Indah sekali pemandangan ini, aah, saya suka .
Berlomba-lomba dalam hal kebaikan, فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ (Fastabiqul khoiroot), semuanya
ingin menjadi yang terbaik, semuanya ingin memberikan yang terbaik
untuk saudara-saudaranya dalam hal berbuka dan dalam hal bersedekah.
Indahnya ukhuwah jika saling memahami antara si dermawan dan sang
mustahik yaitu 8 golongan asnaf (Fakir, miskin, amil, mualaf, riqab,
gorimin, sabilillah, dan ibnu sabil). Lebih lengkapnya silakan kulak
kuli
Dan banyak sekali fenomena-fenomena
kebaikan lainnya yang tak bisa ku sebut satu persatu saking banyaknya
(Berkaca-kaca)
Fenomena kedua adalah fenomena membuat
hati harus bersabar dalam menghadapinya. Ketika sholat tarawih, beberapa
imam membuat image baik untuk jama’ah nya yang kebanyakan jama’ahnya
ingin segera selesai. Maka dari itu para imam mempercepat bacaannya
dengan gaya ngebut bin ngepot-ngepot, sehingga tak jelas lah makharojul
hurufnya, tajwid yang terseret dan yang tersampaikan di telinga adalah
ayat pertama dan terakhir. Huks, sedih sekali, ini sholat ataukah kejar
setoran layaknya bus “Sumber Kencono” yang sering ngebut menjadi raja
jalanan. Tak memperhatikan peringatan “Ngebut Benjut” hehehee.. Ini sholat atau hanya jengkang-jengking, jendal jendul ??
Kalau seperti ini sering galau memilih
masjid, jadi sebelum memilih ke masjid harus tau dulu siapa imamnya. Ya
inginnya juga sholat berjama’ah seperti di masjid kampus, Masjid IAIN Sunan Ampel Surabaya
in memory. Gundah gulana apakah memilih sholat berjama’ah di masjid
ataukah sholat sendiri di rumah dengan argument ‘Ingin lebih khusyuk’.
Yah, kalau hafalan bacaannya sudah melewati juz 30 (mulai dari juz
bawah), yah tak masalah. Karena perbendaharaan hafalan suratnya banyak
dan jikalau dengan sholat sendiri bacaan lebih bagus dan lebih panjang
bin khusyuk, tak apalah. Lha kalau juz 30 banyak yang rontok,
pantaskaaah??. Yah semoga kita lebih bijak memilah dan memilih, jika
perlu kita jelajah dari masjid ke masjid
Nah yang satu ini yang membikin gemez dan
pengen nyubit jika liat barisan Shaf di ibu-ibu. Kalau barisan
bapak-bapak nampaknya tak masalah, tetapi yang menjadi masalah adalah
barisan ibu-ibu yang ndak rapat dan ndak rapi. Masing-masing membawa
sajadah yang besar-besar yang membuat renggang antara satu jama’ah
dengan jama’ah lain. Entahlah apa tujuannya, apakah biar longgar dan
bisa bebas ataukah gimana. Pokoknya saya gemes sekali liat pemandangan
ini. Sang imam juga ndak memperingatkan untuk merapikan barisan. Dan itu
terjadi di banyak masjid. Huks sediiih… bagaimana bisa rapi kalau ilmu
itu belum sampai pada mereka yah?? Karena obyeknya adalah ibu-ibu yang
sudah sepuh, maka agak sulit masuknya, kecuali ada taklim disana. Ahhh,
jadi pengen berbuat sesuatu. …
Yah, setidaknya itu beberapa fenomena
yang saya rasakan, positif negatifnya. Mungkin masih banyak sekali
fenomena yang belum saya sampaikan. Semoga bisa menjadi koreksi bersama.
Bukan menyalahkan dan menuding penyebab masalahnya, tetapi coba mari
kita cari solusinya bersama...
0 komentar:
Posting Komentar